Postingan

Undefined Feelings

Malam minggu di penghujung bulan September. Kamu, yang kala itu dirundung duka.  Aku, yang tak sengaja masuk ke dalamnya. Ada sejumlah perasaan tak terdefinisi,  ada yang sesak di dada,  ada yang jatuh tanpa diminta,  ada pula yang masuk tanpa permisi Malam pertama kamu berduka, Mendung menyelimuti langit kota begitu pula di pelupuk mata. Ada yang menetes di pipi kiri, air mata. Ini lucu, aku tidak tahu mengapa air mata ini jatuh tanpa diminta. Tak bisa diam saja, aku mulai mencari tahu penyebabnya. Ku coba pandangi foto almarhum, tangis ini jatuh...lagi dan lagi. Selain belum pecaya, secara tidak langsung kita pernah bicara, aku ingat ia membuatku lebih bersyukur bersamamu. Ku tenangkan hati. Selesai. Mengering sudah. Tapi.... Bukan... Bukan itu penyebabnya. Ada yang sesak di dada, perasaanku belum tenang. Kadang air mata ini masih tumpah. Aku masih mencari tahu, namun kali ini bukan penyebabnya....melainkan kabarmu. apa kamu baik-baik saja? Wajar b

The Best by Far is You

Hai, Pertama-tama akan kusampaikan padamu beberapa pesan yang hanya tinggal di kolom draft ku. Selamat ya, akhirnya kamu menjatuhkan hati pada pilihan terbaikmu. Selamat telah memasuki salah satu fase emas di hidupmu. Semoga Allah senantiasa membimbing langkahmu tuk memimpin keluarga baru, menguatkanmu di saat ombak besar menerjang, memberikan kesejukan di hati dan pikiranmu, serta memberimu anak yang soleh dan soleha. Berbahagia selalu ya, doaku turut menyertai. Melalui tulisan ini pula aku ingin berterimakasih atas segala hal yang ku lalui setelah kepergianmu, tidak lebih dari itu. Perihal rasa yang dulu pernah ada kini entah pergi kemana, dan rindu yang dulu menderu kini telah menjadi abu. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. Aku pun berjanji ini akan menjadi tulisan terakhir tentangmu. Aku bersyukur pernah menjadikanmu pusat semestaku. Walau dulu pernah terpikir bahwa mengenalmu adalah kesalahan terbesar apalagi menyadari bahwa persinggahanmu hanyalah sebuah pelajaran. Tapi juj